Sabtu, 28 Juli 2012

Berusahalah selama masih mampu..

Posted By: Fendi

Derap langkahku makin cepat, jika tidak aku bisa terlambat kerja! Ditengah perjalanan aku berpapasan dengan seorang pengemis, wajahnya begitu kusut, kurus, bibirnya seperti tanah kering yang retak. Karena terburu-buru aku tidak sempat melihat bahwa ternyata tangannya sudah mengangkat dan tak kuhiraukan sama sekali. Deg! Langkahku terhenti sejenak, bajuku ditariknya! Aku berbalik dan memarahinya dengan nada kesal tanpa menghiraukan keadaannya!
“Kenapa kamu menarik bajuku?”
‘Boleh saya minta sedekah Pak?’
“Kenapa Kamu Meminta minta kepada ku? Bekerja dan Mintalah Kepada Allah, Aku Sedang terburu-buru, dengan menarik bajuku kamu sudah mengulur waktuku, aku bisa di skors jika terlambat lagi”
‘Tapi Pak…’
“Sudah sudah, ini untukmu aku harus pergi”
Aku memberinya recehan karna tidak tega setelah kubentak bentak jika tak kuberi yang ia minta. Wajahnya langsung sumringah, dan akupun bergegas mengejar waktuku yang terbuang. Ya Allah, Halte masih beberapa meter lagi tapi entah kenapa langkah ini terasa berat, lamban dan waktu serasa berjalan begitu lama. Sesampainya di Halte, tiba tiba Hp-ku berdering! Ada sms dari Bos!
“Kamu di Skors”
Seketika badanku lemas, aku terpuruk dan merasa hari ini begitu sial. Kubiarkan saja Bus itu lewat dan ku usut usut kepalaku. Hrgggg! Lalu sekarang bagaimana? Biar tidak stress, aku pergi mencari minuman! Entah kenapa tiba tiba pikiranku tertuju kepada pengemis yg aku bentak pagi tadi. Astaghfirullah, aku merasa bersalah dan menyesal memperlakukannya seperti itu.
Ketika asik menikmati minumanku, datang seorang bertampang pengemis, hanya saja lebih segar wajahnya dan membawa karung dipundaknya! Mungkin lebih tepatnya dia pemulung, entahlah. Dia melihat kearahku yang sedang menghabiskan minumanku, tanpa basa basi kuberikan ia 1 Lembar sepuluh ribuan karena .
‘Maaf Pak, saya tidak minta uang Bapak’
“Lalu kenapa kamu melirikku terus menerus, kamu mau minta apa lagi kalo bukan uang?”
‘Saya Cuma mau minta gelas plastik yang ada ditangan Bapak’
“Sudah ambil saja uang ini”
‘Demi Allah, aku masih bisa mencari nafkah tanpa harus meminta minta, meskipun aku hanya memulung sampah, setidaknya aku tidak mengemis, berikanlah pada orang yg lebih membutuhkannya’
Tepat dugaanku ternyata dia pemulung, tapi aku heran dia menolak pemberianku. sebelum ia berlalu kupaksa ia menerima pemberianku. Yaah setidaknya dia tidak mengemis, benar juga katanya. Dan pikiranku masih tertuju kepada pengemis yg aku bentak. Astaghfirullah, Maafkan hamba yg sombong dan jahil ini…
Kumantapkan kaki melangkah untuk meminta maaf kepada pengemis tersebut. Tidak tenang rasanya hatiku sebelum meminta maaf pada pengemis tersebut. Aku kembali ke tempat kami berpapasan sebelumnya. Dia masih berdiri menyapa setiap orang yang lewat untuk dimintai sedekah, tapi tak ada yg peduli, aku semakin iba dan merasa sangat bersalah.
Baru saja kumajukan kakiku beberapa langkah, seseorang menghampirinya… akupun perlahan mendekat karena penasaran dengan orang yg menghampirinya, seperti pernah bertemu di suatu tempat. Ya Allah.. dia si pemulung itu, dan dia menyodorkan uang pemberianku kepada pengemis itu…
Aku semakin mendekat karena penasaran apa yang mereka bicarakan,,,
“Aku, tidak bisa, aku tidak mau menerimanya,, kamu juga sangat membutuhkannya”
‘Ambillah wahai saudaraku, kamulah yg lebih butuh, aku masih sehat dan segar untuk memulung, sedangkan kamu, recehan di kantongmu itu tidak cukup untuk mu makan sehari, dan kamu juga belum makan apa apa kan? Lihatlah wajahmu, dan mungkin seseorang sedang menunggumu?’
“Terima kasih, Semoga Allah Membalas Kebaikkanmu… Alhamdulillah, adikku juga bisa ikut makan yg sedang menunggu di bawah jembatan sana”
‘Lekas temui adikkmu’
Tak ada suara percakapan mereka lagi, kupingku panas, hatiku berdegup kencang, badanku gemetar, pipiku sembab, mataku perih berair, dan kepalaku kehilangan keseimbangan. Badanku serasa kehilangan separuh Ruhnya… Aku tersungkur, kenapa? Kenapa seorang pemulung seperti dia begitu peduli dengan orang lain padahal dia juga butuh, sedangkan aku? Aku? Aku malah egois dan bersikap kasar kepada orang yg seharusnya aku santuni… Betapa mulianya orang itu dan betapa hinanya diriku, Ya Allah, Ya Allah, Astaghfirullah… tak hentinya mulutku melontarkan istihfar… Ya Allah… nikmat apalagi yg kurang dari Mu ya Rabb, nikmat yg manalgi dariMu yg hamba dustakan… Ampunilah Hamba…
Tampak dikejauhan sebuah Masjid, aku ingin kesana, bermuhasabah, bertaubat… tapi!
Tanganku masih lemas, begitu juga dengan lututku, susah untuk menopang badanku!
“Minum dulu pak, biar bertenaga”
Suara itu!!! kudongakkan kepalaku, Subhanallah, Masya Allah, air mataku semakin deras saja, Sungguh mulia orang ini, dia tidak layak disebut pemulung! Seketika kupeluk ia dan berkata
‘Aku tidak butuh air minum, aku butuh air wudhu, tolong antar aku ke Masjid itu’
“Mari Pak”
Iya menjawab dengan senyum yg begitu Indah dan tulus seraya memaksaku meminum air kemasan ditangannya…
----+++----+++----

Ya Allah… jadikanlah kami HambaMu yg Gemar Bersedekah dan Peduli dengan orang lain… jadikanlah kami halbaMu yg tidak sombong dan tidak egois… Ya Allah… tanamkanlah pada hati kami kelapangan kasih sayang dan kemurahan hati… buanglah dari kami rasa iri dan sempit hatinya yg dapat menyebabkan hati kami busuk… kumpulkanlah kami bersama orang orang yg Mulia disisiMu kelak…
Aamiin ya Rabbal ‘Aalamiin…

Sahabat AsTak, Jika Cerita Ini Menggujah Jiwa dan Mengguncang Emosimu…
Silahkan Tag Kepada Sahabatmu…
Salam Santun Ukhuwah Fillah… (^_^)..zZ

0 komentar:

Posting Komentar